Powered By Blogger

Sabtu, 15 Oktober 2011

Elegi Menggapai Sastra Jawa

Sastra sebagai cermin (mirror) masyarakat sering mengungkapkan perjuangan umat manusia dalam menentukan masa depan berdasarkan imajinasi, perasaan dan intuisinya. Pengertian ini tidak semata menganggap bahwa sastra merupakan copy (jiplakan) kenyataan secara mentah, melainkan kenyataan yang telah ditafsirkan. Hal inilah yang mewarnai perjalanan sastra yang dalam konteks ini sastra dianggap sebagai ilusi dari kenyataan (refleksi) yang halus dan indah.

Kemampuan untuk menangkap dan memaknai fenomena sosial-budaya yang diwujudkan dalam gagasan, pikiran, dan karya sastra tersebut menunjukkan bahwa individu adalah makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari campur tangan orang lain, budaya dan tradisi sekitar, dimana hal itu hidup dan dihayati dalam suatu komunitas tertentu. Dan menurut saya, individu tersebut telah menjadi subjek dalam suatu kelompok masyarakat atas gagasan, ide, pikiran-pikiran yang ada dalam karyanya, sehingga dapat dianggap mewakili suatu kelompok masyarakat tertentu. Hal demikian dapat dimaknai bahwa karya individu dapat dipahami lebih kompleks, tidak hanya terbatas pada struktur karya itu saja, namun lebih pada unsur sosiologi kemunculan karya tersebut.

KLIK LINK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar